Kamis, 27 Januari 2011
Perlahan...kututup lembaran kelam itu
Gelap
Pekat
dan
Menghitam
Tak kudapati setitik cahaya disana
Letih sudah langkahku
Tertatih
Terseok
Terjatuh
Meniti satu perjalanan cinta yg panjang
Tak ada sisa
Kecuali sebaris luka
Perih
Pedih
Tapi...kini lembaran itu telah usang
haruskah kubuang...?
Tidak
Perlahan kurapikan lembar demi lembar kenangan silam
sampulnya terkoyak...
haruskah ku benahi...?
Tidak
Koyakannya terlalu banyak...
cukuplah kusimpan hingga akhir hidupku kelak
Menjadi serpihan disela perjalanan
tersimpan bak lembaran usang selimut kehidupan...
Menjadi bait-bait sajak yg terkoyak
Esok tapakan kaki tak boleh terhenti...
bak torehan tinta sang penyair disela jemari
Ada babakan baru yg harus dicoba
lembaran baru bak pelangi disela hujan-Nya
Kakiku mulai melangkah...
Pasti
Bersama ridha Sang Illahi Rabbi
Ya bersama kebenaran cinta-Nya yang hakiki...
By : Wiwid Pradita
Rabu, 26 Januari 2011
Setitik embun
tak sama
dengan setetes air mata
setitik embun mengantar mentari menyambut pagi
setetes air mata mengantar duka yg meranyapi
Sendiri
terdiam
terpaku
merenung
seakan dikejar pertanyaan
nyata ataukah hanya sekedar mimpi...?
Helaan nafas semakin terasa berat
menemani malam yg semakin pekat
Malampun semakin jauh meninggalkan dengkuran nafas
tapi kantuk tak jua kunjung menyapa
Pena dan kertas menjadi sahabat sejati ditengah malam sepi
saat terasa lelah datang kala lidah ini melantunkan bait-bait ayat-Nya
Sebait kata menjadi pemungkas malam yg melelahkan
" Tlah kupangkas pendek batang-batang harapan, tlah kurapikan ranting-ranting mimpi yg menghiasi, tlah kususun lembaran kesabaran, tlah kubentangakan samudera keikhlasan, dan tlah kupupuk harapan baru hanya bersama cinta dan keridhaan-Mu "
By : Wiwid Pradita